Surat kabar merupakan salah satu media massa yang menggunakan bahasa
tulisan sebagai alat utamanya. Oleh karena itu perlu diperhatikan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Namun demikian masih banyak yang kita jumpai dalam surat kabar
penggunaan bahasa dan format penulisan yang tidak sesuai dengan aturan baku
bahasa Indonesia. Dalam kesempatan ini saya mencoba menganalisis kalimat yang
tidak efektif pada salah satu surat kabar elektronik yaitu Tempo.co yang terbit
pada senin,17 november 2014, yang berjudul : “Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500”.
Kalimat efekktif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan sesuai dengandiharapkan oleh si penulis atau si
pembicara. Artinya, kalimat yang dipililih penulis/pembicaraharus digunakan
untuk mengungkapkan gagasan, maksud atau informasi kepada orang lainsecara
lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar. Dengan
demikian, kalimat efektif dapat dimaknai sebagai kalimat yang disusun
oleh penulis/pembicara untuk pembaca/pendengar agar tidak terjadi kesalahan
pemahaman mengenai maksud dari tulisan/pembicaraan tersebut.
2. Pada
paragraph selanjutnya, saya merasa ada ketidak efektifan kalimat pada kutipan ”Hanya menteri coordinator pembangunan manusia
dan kebudayaan Puan Maharani yang tak tampak”. Menurut saya kata tak
tampak kurang tepat untuk digunakan, seharusnya kata yang digunakan yaitu tidak
hadir.
”Hanya menteri coordinator
pembangunan manusia dan kebudayaan Puan Maharani yang tidak hadir.
3. Kata menggenjot, seharusnya menjadi
menekan. Sehingga kalimatnya menjadi lebih efektif “Sebagai jaminan, menurut
jokowi, pemerintah akan menekan penyebaran dan pemakaian subsidi bagi
masyarakat miskin.”
sumber:
- http://www.tempo.co/read/news/2014/11/17/092622599/Harga-Premium-Rp-8500-Solar-Kini-Rp-7500
- http://www.academia.edu/6160226/ANALISIS_KESALAHAN_EJAAN_DAN_KEEFEKTIFAN_KALIMAT_DALAM_SURAT_KABAR_BANTEN_POS_EDISI_SENIN_21_OKTOBER_2013