Nama : muhammad bani cahyo sukarno
Kelas : 1ka15
Npm : 14112902
C.Individu, Keluarga dan Masyarakat
PENDAHULUAN
Naluri manusia untuk selalu
hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh
karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan demikian manusia dikenal
sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan,
sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada
dalam diri manusia yaitu :
- Menyatu dengan manusia lain yang berbeda
disekelilingnya
- Menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial,
tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu
merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi
ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa
keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai
sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka,
memenuhi kebutuhan hidupnya.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata
latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan
sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu
disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan
lagi mengikuti pola tingkah laku umum.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang
wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin.
Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga
yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat
diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang
menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Dapat dirumuskan suatu pengertian
tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap
demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar
melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam
mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation. Menurut para ahli
yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya
adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian.
Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi.
Menurut aliran psikologi gestalt pertumbuhan
adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah
keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi
menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul
bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula
mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
- Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari
golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan environmentalistik.
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap
bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang
dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan interaksionisme.
Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat
menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
- Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai
kira-kira 2 tahun.
Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. meurut Frued tahun pertama dalam
kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber
kenikmatan dan ketidak nikmatan. Pendapat semacam ini mungkin beralasan kepaa
kenyataan, bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan penting dalam kehidupan
individu. Bahwa anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu
tidak karena multu merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada
waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula
belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi pembiasaan tahu akan
kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol
impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.
- Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun
sampai kira-kira 7 tahun
Masa estetik ini dianggap sebagai masa
pertumbuhan arasa keindahan. sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa
ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini
pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara 3 tahun sampai
umur 5 tahun. Anak sering menentang
kehendak orang atau, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan
sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam
usia tersebut adalah :
berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal
utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka samapi-lah anak pada penyadaran
”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu suatu tahap ketika anak menemukan
dirinya sebagai subyek.
Kalau pada
masa-masa sebelumya anak masih merasa satu dengan dunianya, belum mampu
mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri sebgai subyek dan yagn
lain sebagai obyek maka kemampuan ini kini dimilikinya. Berarti dia menyadari
bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. sebagai subyek dia mempunyai
kebebasan untuk menghendaki sesuatu.
Pada masa
ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan kehendak yang dimiliki
tidak dapat ditahan-tahan; makna tetapi kalau dia telah memperolehnya maka dia
tidak lagi memperdulikannya dan menghendaki benda yang lain dan seterusnya
- Masa intelektual dari
kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Ada
beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain :
a.
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
jasmani dengan prestasi sekolah
b.
Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan
yang tradisional
c.
Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d.
Kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka
soal itu dianggap tidak penting
e.
Senang membandingkan dirinya dengan anak lain
f.
Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari
yang konkrit
g.
Amat realistik ingin tahu, ingin belajar
h.
Gemar membentuk kelompok sebaya
- Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun
sampai kira-kira 20 – 21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat
dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4
karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
1.
Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu
karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakat suami dan istri
adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan
darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2.
para anggota suatu keluarga biasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga
(household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri
tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
3.
Keluarga itu merupakan satu kesatuan
orang-orang yang berinteraksi dan saling
berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak
laki-laki dan anak perempuan
4.
Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan
bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam
karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331).
Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga
dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga
batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas
berdasarkan bentuknya :
- keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari
keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki
maupun anak perempuan
- keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari
satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak
lelaki
- Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri
dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti
anak-anak perempuan
Emilie
Durkheim mengemukakan tentang sosoiologi kelaurga dalam karyanya “Introduction
a la sosiologi de la familie”. bersumber dari karya Emilie inilah muncul
istilah keluarga konjugal. Keluarga conjugal adalah keluarga dalam perkawinan
monogamy,terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga konjugal sering juga
disebut keluarga inti atau keluarga batih, untuk membedakannya dengan keluarga
inti atau konsanguin.
Macam-macam fungsi keluarga adalah
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA
Peter
L Berger, seorang ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai beriktu
: “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan manusia yang luas
sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat
adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusiayang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat
oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan
sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan
hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku
warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing.Menilikkenyataan
dilapangan, suatu masyarakat bisaberupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar
belakang dari berbagai suku.
Dalam perkembangan dan
pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :
- Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan
masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan
kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi
tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok
sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta
tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat
dibedakan
a.
Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat
digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer,
interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab.
Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian
tugas pada kelompok ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para
anggotadan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam
kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang
bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan
rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan /
keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah
ditentukan.
b.
Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang
sepatu, tukang bubut, tukang las
D.Pemuda dan
Sosialisasi
PENDAHULUAN
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang
masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di
Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan.
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di
Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda
pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok
umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi :
0 – 1 tahun
Masa anak :
1 – 12 tahun
Masa Puber :
12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak,
remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun
keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun
keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia
yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda
adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti
generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang
lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1.
Siswa, usia antara 6 – 18
tahun, masih duduk di bangku sekolah
2.
Mahasiswa usia antara 18 – 25
tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3.
Pemuda di luar lingkungan
sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda
sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
1.
Didasarkan atas usaha pemuda untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini
dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang
berlaku
2.
Didasarkan atas usaha menolak
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis
pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai
atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak
langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau
pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun
pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat
dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam
kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk
mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk
sosial. Artinya beretika, bersusila,
dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai
mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama,
dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup
yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan
kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri
sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Sosialisasi Pemuda
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi
yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu,
sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui
pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses
sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.
Asal mula timbulnya kedirian :
1.
Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya,
yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan
dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau
sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2.
Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian
yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia
lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam
meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses
belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat
dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah
proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls
sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah
laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat.
INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI
Ketiga
kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yan,g hampir sama.
Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah
internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang
menginternasilasikan norma-norma tersebut.
Studi Kasus
PENGARUH
KOMUNIKASI KELUARGA TERHADAP KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus di Kelurahan
Tamansari, Kerjo, Karanganyar)
Fenomena
kenakalan remaja, seperti membolos, tawuran, pencurian, seks bebas, narkoba,
merupakan suatu penyimpangan perilaku yang dilakukan remaja sehingga mengganggu
ketentraman diri sendiri dan orang lain. Banyak faktor yang menyebabkan
timbulnya kenakalan remaja faktor dari mereka sendiri, keluarga, masyarakat
ataupun dari lingkungan sekolah. Keluarga merupakan faktor pemicu utama karena
tidak berfungsinya orang tua sebagai figur teladan bagi anak. Salah satu faktor
dari keluarga yaitu kebudayaan bisu dalam keluarga. Kebudayaan bisu ditandai
oleh tidak adanya komunikasi dan dialog antar anggota keluarga. Rumusan
masalahnya adalah apakah komunikasi keluarga berpengaruh terhadap kenakalan
remaja di Kelurahan Tamansari, Kerjo, Karanganyar. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh komunikasi keluarga terhadap
kenakalan remaja di kelurahan Tamansari, Kerjo, Karanganyar. Manfaat penelitian
ini adalah menambah khasanah dan wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya tentang pengaruh komunikasi keluarga dan kenakalan remaja serta
untuk memberikan sumbangan dan informasi kepada para orang tua mengantisipasi
kenakalan remaja dengan cara meningkatkan komunikasi yang baik dengan anak.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan
deskripsi kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah para remaja yang berumur
13-21 tahun dan sampel yang diambil sebanyak 20 remaja. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan metode pokok angket, metode angket
digunakan untuk mengumpulkan data komunikasi keluarga dan kenakalan remaja. Di
samping itu digunakan pula metode bantu berupa, dokumentasi, observasi dan
wawancara (interview). Data yang terkumpul dalam penelitian ini kemudian
dianalisis dengan menggunakan metode statistik untuk menganalisis data yang
berwujud angka dengan menggunakan rumus product moment yaitu salah satu teknik
untuk mencari korelasi antar dua variabel (komunikasi keluarga dan kenakalan
remaja). Penelitian ini menyimpulkan bahwa Setelah data diolah dengan korelasi
product moment diperoleh rxy = 0,202. Apabila dilihat besarnya nilai rxy =
0,202 ternyata terletak antara 0,20-0,40. Berdasarkan pedoman yang telah
dikemukakan pada tabel 17 dapat dinyatakan bahwa korelasi antara x dan y itu
tergolong lemah atau rendah. Jika dibandingkan dengan ”r” tabel product moment
dengan rxy = 0,202 setelah diukur tabel nilai “r” dengan N = 20 pada level
signifikan 1% diperoleh nilai 0,444 dan pada level signifikan 5% diperoleh
nilai 0,561, melihat hal tersebut dimana rxy pada taraf signifikan 5% dan 1%
ternyata rxy lebih kecil dari “r” tabel, maka dari itu berdasarkan rumusan
masalah dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pengaruh komunikasi keluarga
terhadap kenakalan remaja di Kelurahan Tamansari, Kerjo, Karanganyar mempunyai
pengaruh yang lemah atau rendah, dan hal ini berarti bahwa komunikasi keluarga
tidak berpengaruh terhadap kenakalan remaja di Kelurahan Tamansari, Kerjo,
Karanganyar.