Jumat, 29 April 2016


PT. JNE adalah pelopor jasa kurir pengiriman barang terkemuka di Indonesia yang berdiri dari tahun 1990 terus berkembang dan meningkatkan kwalitas daya saing dalam bidang jasa pengiriman. Di era globalisasi dan pertumbuhan E-commers di Indonesia PT. JNE berperan penting dalam jasa pengiriman dengan mottonya yaitu Just in time, untuk mengembangkan bisnisnya PT. JNE membuat terobosan dengan “menjemput bola” dalam artian menjemput setiap kiriman paket yang akan dikimkan langsung ke pelanggan dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan serta memberikan garansi akan tiba tepat waktu dan paket kiriman dapat dilacak melalui smartphone dan web browser.
Dengan bertumbunya E-commers di Indonesia membuat PT. JNE tidak bisa hanya menjalankan bisnis jasa pengiriman seperti biasanya tetapi harus dapat juga mengikuti perkembangan agar tidak tersaingi oleh jasa kurir yang lain. PT. JNE harus mengembangkan pola bisnis yang baru dengan memanfaatkan CRM (Customer Relationship Management) agar para konsumen tidak akan pindah ke jasa pengiriman lain dan menarik calon konsumen baru agar menggunakan jasa pengiriman PT. JNE. Contoh dari pemanfaatan CRM ialah dengan membuat royal para konsumen tetap dengan memberikan bonus, potongan harga (discount) dan pelayanan yang prima.
Disatu sisi PT. JNE memiliki keunggulan dalam profesionalisme dan kepercayaan konsumen akan pengiriman jasa baik dalam dan luar negeri yang berlangsung lama para pesaing juga melihat dan mempelajari cara PT. JNE bekerja dan mencoba untuk merebut para konsumen PT. JNE dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan PT. JNE dan pelayanan yang tidak jauh berbeda, untuk itulah harus ada perubahan dalam sektor bisnis dengan memanfaaatkan CRM
Dengan menganalisa gejala-gejala permasalahan tersebut, kami dapat menarik kesimpulan mengenai suatu peluang pengembangan sebuah aplikasi CRMyang diterapkan pada PT. JNE. Aplikasi tersebut berbentuk web dan smartphone yang terkoneksi dengan alamat email yang didaftarkan oleh konsumen sewaktu mengisi data jasa pengiriman PT. JNE , email tersebut akan di olah dan di simpan dalam data base pelanggan dengan pembangian dan fase-fase yang berbeda dimana ada pelanggan tetap, pelanggan baru dan calon pelanggan. Aplikasi ini dibangun dengan tampilan user interface yang user friendly, sehingga bagi pengguna yaitu pegawai PT. JNE bisa menggunakannya dengan mudah. Tampilan dibuat menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 dan Macromedia Flash 8, Database menggunakan MySql, PHP, HTML 5 dan yang terpenting coding pemrograman menggunakan PHP.
Pengembangan sistem ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dari PT. JNE dan mendukung  menjadi yang terbaik dalam jasa pengiriman berbasis nasional, namun menjadi yang berbasis internasionaldengan sistem informasi kedepannya.





Rumusan Masalah

Aplikasi ini dibuat untuk PT. JNE , aplikasi ini dapat membantu kinerja perusahaan yang sebelumnya menggunakan sistem lama tanpa CRM untuk melakukan setiap kegiatannya. Sistem baru ini dapat membantu kinerja perusahaan lebih cepat dan terkomputerisasi seperti pendaftaraan pelanggan baru, pencarian paket, menentukan harga, pengembalian barang, perhitungan jarak dengan tarif, pemeliharaan data pelanggan, menetapkan voucer potongan harga bagi pelanggan tetap, menarik pelanggan baru dengan pengiriman gratis dengan syarat tertentu, menjaga hubungan antara pelanggan tetap dan baru. Aplikasi ini berbentuk web yang penggunaannya diperuntukkan bagi pegawai perpustakaan. Sistem ini dibangun menggunakan beberapa software :
1.   Coding pemrograman menggunakan bahasa PHP, HTML 5
2.   Database menggunakan MySql, Oracle
3.    Tampilan sistem informasi menggunakan Macromedia Dreamweaver 8, Bootstrap dan macromedia Flash 8. 


Batasan Masalah

Batasan Masalah dari perumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1.      membahas tentang proses :
a.       pendaftaraan pelanggan
b.       Pencarian order pelanggan
c.       Pencarian paket
d.       menentukan harga dan estimasi
e.       Pengembalian barang (retur)
f.        Pemberian voucer/  Bonus
g.       mencari pelanggan baru

2.      Tidak membahas tentang jaringan antar wilayah ( pusat dan rekanan)
3.      Tidak membahas tentang pembuatan laporan.
4.      Sistem informasi berbasis web yang penggunaannya hanya untuk pegawai PT. JNE
Pada proposal ini kami tim pengembang ingin memberikan batasan masalah. Dalam membangun Aplikasi CRM “PT. JNE” yaitu hanya pada pembuatan aplikasi web. Aplikasi ini di tujukan untuk pegawai PT. JNE untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan sebagai pengembangan media sasaran bisnis yang baru.
Ruang Lingkup Proyek Sistem
Proyek sistem informasi CRM “PT. JNE” yang akan dikembangkan memiliki beberapa ruang lingkup yang harus dikerjakan yaitu sebagai berikut:
1.        Menganalisis setiap prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pendaftaraan pelanggan,  pencarian order pelanggan, pencarian paket, menentukan harga, pengembalian barang, perhitungan jarak dengan tarif, pemeliharaan data pelanggan, menetapkan voucer potongan harga bagi pelanggan tetap, menarik pelanggan baru dengan pengiriman gratis dengan syarat tertentu, menjaga hubungan antara pelanggan tetap dan baru.
2.        Mendesain sistem sistem utama aplikasi sistem informasi CRM  PT. JNE
3.        Pembuatan aplikasi sistem informasi CRM PT. JNE
4.        Pelatihan terhadap pegawai PT. JNE
5.        Pemeliharaan sistem pada aplikasi yang akan dibuat
6.        Dokumentasi sistem yang telah di buat

Menerapkan serta melakukan percobaan sistem informasi ini sampai dengan penerapan sistem informasi ini secara berjalan dengan baik.

Modul Pengembangan
1.        Modul databasepelanggan
2.        Modul pendaftaraan anggota
3.        Modul pencarian paket
4.        Modul pengorganisasian data
5.        Modul pemeliharaan database

Manfaat Pengembangan Sistem
Manfaat dari pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut :
1.       Meningkatkan pelayanan PT. JNE
2.       Memudahkan pelanggan untuk pendaftaraan, menghitung estimasi biaya.
3.       Mengembangkan sistem lama ke dalam sistem baru yang lebih terkomputerisasi.
4.       Mempermudah untuk data pelanggan.
5.       Menarik Pelanggan baru dan memberikan potongan harga ke pada pelanggan yang lama agar tidak pindah ke jasa pengiriman yang lain.
6.         Menjalin hubungan antar pelanggan dan perusahaan dan meningkatkan kepercayaan
7.       Pemeliharaan data lebih cepat dan mudah dilakukan.

Tujuan Perencanaan Proyek 
Tujuan dirancangnya proyek sistem informasi perpustakaan ini antara lain:
1.      Mengurangi dan meminimalisir pelanggan untuk pindah ke jasa pengiriman lain dan pengembangan bisnis baru.
2.      Proses pemeliharan data dapat dilakukan dengan pengarsipan melalui media komputer dan proses pemeliharaannya jauh lebih mudah jika dilakukan dengan komputerisasi.


Solusi yang di usulkan
1.      Mudah digunakan dengan berbagai fasilitas menu yang terintegrasi mulai dari data pelanggan, pengolahan pencarian barangpencarian paket, menentukan harga, pengembalian barang, perhitungan jarak dengan tarif, pemeliharaan data pelanggan, menetapkan voucer potongan harga bagi pelanggan tetap, menarik pelanggan baru dengan pengiriman gratis dengan syarat tertentu, menjaga hubungan antara pelanggan tetap dan baru.
2.      Praktis dan cepat
3.      Fungsional dan akurat
4.      Terintegrasi antara pusat dan rekanan di daerah
5.      Jaminan pemeliharaan (purna jual) yang berkesinambungan dan murah

Hasil yang diharapkan
Menghasilkan beberapa laporan atau hasil print out yang dibutuhkan, antara lain:
1.      Nomor resi(register pelanggan) secara otomatis.
2.      Barcode nomor anggota tetap/ baru
4.      Statistik (penggunaan jasa )
5.      Stock gudang dan pencarian barang
6.      Laporan pencarian barang dan jumlah barang
7.      Kontrak pelanggan (email untuk di berikan penawaran)
 Pelaksanaan Proyek
Kegiatan dan waktu pelaksanaan
Januari
Maret
April
                                    
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Analisis Kebutuhan
Design fungsi
Pemograman
Pengujian
Instalasi
Pelatihan
Pemeliharaan
Dokumentasi

Rancangan Biaya Sistem Informasi
1.            Biaya persiapan
Tipe Requitment
Spesifikasi
Harga Satuan ( Rupiah )
Software
Macromedia dreamweaver  8
HTML 5
Macromedia flash 8
My SQL Server
Domain & Hosting
 1.700.000

1.700.000
-
200.000/bulan
                                                                                                                                 
Hardware
1 Paket Komputer ( PC )
Modem Eksternal
1 Printer
4.800.000
500.000
3.550.000

JUMLAH

12.450.000

2.        Biaya Pengerjaan :
No.
Perincian
Biaya ( Rupiah )
1
Analisis kebutuhan
5000.000
2
Design Fungsi
3000.000
3
Pemograman
3. 200. 000
4
Pengujian
1.000.000
5
Instalasi
2.500.000
6
Pelatihan
2.500.000
7
Pemeliharaan
2000.000
8
Dokumentasi
1000.000
Jumlah
20.200.000


Tenaga Pelaksana
Untuk mengembangkan sistem Informasi CRM “PT. JNE”  berbasis web, maka dibutuhkan tim pengembang yang kompeten di bidangnya masing-masing, sebagai berikut:
1.             Project Manager dan System Analisis   :           Esa Saputra Y 
2.             Database Engineering                            :           M. Bani Nurcahyo 
3.             Graphic and Software Engineer            :            M. Ridho H

Metodologi
Metodologi merupakan elemen yang paling mendasar dari suatu proses bisnis. Berikut ini adalah suatu metodologi untuk merealisasikan proyek Aplikasi Sistem Informasi perpustakaan  Berbasis Web, tahapannya sebagai berikut:
1.            Analisis Kebutuhan
Mempelajari proses-proses dan indentifikasi data-data yang dibutuhkan, dalam perancangan suatu aplikasi informasi percetakaan berbasis web. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kemudahan dalam hal ini untuk meningkatkan pelayanan efesiensi dan keputusan.

2.             Desain Fungsi
Melakukan desain sistem secara detail, mulai dari Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), desain file, desain tabel, relasi tabel dan sebagainya sehingga membentuk sistem lengkap sesuai dengan fungsi-fungsi bisnis yang dikehendaki.

3.             Pemograman
Melakukan coding untuk merealisasikan desain fungsi yang telah dibuat. Lama Pengerjaan, kerumitan dan Jumlah baris coding menentukan besar-kecilnya harga Aplikasi yang dibuat.

4.             Pengujjian
Melakukan beberapa testing dengan uji prilaku (behavior testing), focus terhadap input dan output, dan testing terhadap fungsionalitas sistem.

5.             Instalasi
Mengganti sistem lama dengan  menempatkan sistem baru yang telah dibuat, jika hasil dari suatu proses pengujian sudah sesuai dengan fungsinya. 

6.             Pelatihan
Sebelum aplikasi program dijalankan/ kunjungi oleh user, pihak developer proyek perangkat lunak bertanggung jawab melatih pegawai PT. JNE yang hendak mengoperasikan program aplikasi yang telah dibuat. Pihak pengembang juga berkewajiban memberikan informasi yang benar dan terbuka sehingga tidak menyulitkan para pengguna aplikasi selanjutnya.

7.             Pemeliharaan
Proyek perangkat lunak tidak bisa selesai begitu saja setelah diserahterimakan, tetapi masih berlanjut hingga tenggang waktu yang cukup untuk memastikan bahwa produk perangkat lunak yang telah diserahkan tersebut bisa beroperasi dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.

8.             Dokumentasi
Dalam sebuah proyek bisa terdiri dari beberapa dokumen. Dokumen dibuat untuk melihat kemajuan proyek yang sedang dikembangkan, sebagai referensi untuk bug bila terjadi kendala, sebagai pedoman operasional dan sebagainya.

Kelayakan Hukum
Secara hukum, seluruh perangkat baik software maupun hardware termasuk prosedur-prosedur yang akan digunakan tidak menyalahi ketentuan yang berlaku di negara Indonesia serta ketentuan perusahaan.



Jaminan Purna Jual
SURAT PERNYATAAN JAMINAN
Yang bertanda tangan di
bawah ini :
1. Nama                                               : Esa Saputra Yunus
2. Penanggung Jawab                         : PT. Maju Maju
3. Alamat Perusahaan                         : Gedung kerakyatan , jalan Sesama No.30 Jakarta Pusat .
                                                            Telepon : 16045-  , email : jalansesama@gmail.com
Dengan ini menyatakan memberi jaminan terhadap mutu dan pelayanan purna jual dari Sistem Informasi Pengembangan CRM Berbasis Kompetisi yang telah dibuat sebelumnya .
Dalam rangka pemberian jaminan dimaksud, kami menyanggupi untuk menyediakan fasilitas Maintenance/ Pemeliharaan sistem selama 1 tahun pemakaian .
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, apabila kami tidak dapat memenuhi jaminan tersebut di atas, kami bersedia untuk dituntut di pengadilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku .

Jakarta , 17 Januari 2016
Pemberi Jaminan,

(Esa Saputra Y)


Sabtu, 16 April 2016

PENALARAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH


A. DEFINISI PENALARAN
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena penalaran mendidik manusi bersikap objektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses berpikir yang logis dengan berusaha menhubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran akan terlihat dalam pola pikir penyusun karangan itu sendiri. Fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan, yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur, menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan. Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.


MENULIS SEBAGAI PROSES PENALARAN

Menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topik kita harus berfikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya.

Jenis Penalaran
Minto Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan cara berfikir dan bernalar, induktif serta deduktif. Berikut ini adalah penjelasannya:

Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.
1. Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara:
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.
2) Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran.
b. Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut:
1) Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
2) Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya.
Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.
c. Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.
Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Contoh:
1) Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).
2) Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
2. Penalaran Deduktif dan Coraknya
Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
Contoh :
Semua makhluk hidup akan mati
Manusia adalah makhluk hidup
Karena itu, semua manusi akan mati.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses penalaran itu berlangsung dalam tiga tahap.
Pertama, generalisasi sebagai pangkal bertolak (pernyataan pertama merupakan generalisasi yang bersumber dari keyakina atau pengetahuan yang sudah diketahui dan diakui kebenarannya.
Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian tertentu.
Ketiga, kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus itu.
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Contoh:
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir.
b. Entinem
Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami.
Contoh:
Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang
sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag
kesusahan.
Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.”B. Hubungan Menulis Karya Ilmiah dengan Penalaran
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

C. Salah Nalar, Pengertian dan Macamnya
Salah nalar (reasioning atau logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan.
Contoh sederhana:
Seseorang mengatakan, ”Di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik.”
Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting, memang benar. Tetapi kalau dikatakan terpenting, tampaknya perlu dipertanyakan.
Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan.
Salah nalar dapat dibedakan atas 4 (empat) macam:
1. Generalisasi yang terlalu luas
Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yag terbatas. Paling tidak ada dua kesalahan generalisasi yang muncul:
a. Generalisasi sepintas (Hasty or sweeping generalization)
Kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Karena masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b. Generalisasi apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama.
Contoh: Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya.
2. Kerancuan analogi
Kerancuan analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua hal yang diperbandingkan tidak memiliki kesamaan esensial (pokok).
Contoh:
”Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena menghambat.”
3. Kekeliruan kasualitas (sebab akibat)
Kekeliruan kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebab.
Contoh:
a. Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
b. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan
4. Kesalahan relevansi
Kesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. Corak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 (tiga) macam:
a. Pengabaian persoalan (ignoring the question)
Contoh:
Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki undang-undang khusus tentang hal itu.
b. Penyembunyian persoalan (biding the question)
Contoh:
Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri.
c. Kurang memahami persoalan
Salah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang terjadi.
5. Penyandaran terhadap prestise seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya.
Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
a. Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain
b. Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
c. Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.
1. Berfikir dan Bernalar 
Selama kita sadar maka kita selalu berfikir. Pada waktu kita berfikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini dapat tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran penuh, misalnya saat kita melamun. 
Kegiatan berfikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk sampai kepada kesimpulan atau disebut dengan bernalar.
Proses penalaran/bernalar merupakan proses berfikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain. Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif, berikut penjelasannya: 

1.1. Penalaran Induktif 
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
a. Generalisasi ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b. Analogi ialah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
c. Sebab akibat, prinsip umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua peristiwa harus ada penyebabnya.

1.2. Penalaran Deduktif 
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Penalaran dalam karangan. Dalam praktiknya proses induktif dan deduktif ini diwujudkan dalam satuan-satuan tulisan yang merupakan paragraf. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya terdapat pada awal kalimat, sedangkan pargraf induktif pada akhir kalimat.

Proses induktif dan deduktif juga diterapkan dalam mengembangkan seluruh karangan. Karya ilmiah merupakan sintesis antara proses induktif dan deduktif. Yang diuraikan diatas adalah arah atau alur penalaran dan bagaimana perwujudannya di dalam tulisan atau karangan.

2. Isi Karangan 

Isi karangan menyajikan fakta yang berupa benda, kejadian, gejala, sifat ramalan, dan sebagiannya. Karya ilmiah membahas fakta meskipun untuk pembahasan ini diperlukan teori atau pendapat. Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan fakta, yaitu generalisasi dan spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan, hubungan sebab akibat, analogi, dan ramalan.

2.1. Urutan Logis
Suatu karangan harus merupakan suatu kesatuan, sehingga harus dikembangkan dalam urutan yang sistematis, jelas, dan tegas. Urutan dapat disusun berdasarkan waktu, ruang, alur nalar, kepentingan dan sebagainya.

2.1.1 Urutan Waktu (kronologis)
Perhatikan paragraf berikut :
Dahulu sebelum cara immunisasi ditemukan selama puluhan abad, puluhan ribu penduduk dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris saja sebelum ditemukan vaksin cacar, kurang lebih 80.000 ribu orang mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut.

Tulisan di atas dikembangkan secara kronologis, artinya berdasarkan urutan waktu. Perhatikan kata-kata yang menunjukkan hubungan kronologis tersebut. Urutan kronologis di dalam tulisan secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-ungkapan seperti : dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, selanjutnya dan sebagainya.
Pengembangan tulisan dengan urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi).

2.1.2 Urutan Ruang (Spasial)
Urutan ini dipergunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang.
Contoh :
Jika anda memasuki pekarangan bangunan kuno itu, setelah anda melalui pintu gerbang kayu penuh ukiran indah, Anda akan berada pada jalan berlantai batu hitam yang membelah suatu lapangan rumput yang dihiasi petak bunga-bungaan dan pohon-pohonan peneduh. Di kiri kanan jalan itu agak ke tengah terdapat lumbung padi, puncaknya berbentuk seperti tanduk dan beratap ijuk.

Ungkapan yang tercetak miring adalah menyatakan urutan ruang.

2.1.3 Urutan Alur Penalaran 
Berdasarkan alur penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini menghasilkan paragraf deduktif dan induktif. Urutan umum – khusus banyak dipergunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebih mudah dipahami isinya. Dengan membaca kalimat-kalimat pertama pada paragraf, maka pembaca dapat mengetahui garis besar isi seluruh karangan.
Contoh :
Semua mahasiswa selalu memperingati HUT Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus sebagai wujud dari nasionalisme. Beberapa hal yang bisa mereka tunjukkan adalah dengan mengadakan berbagai acara seperti lomba pidato, mengarang, debat dll.

2.1.4 Urutan Kepentingan 
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.

3.1.1 Generalisasi dan Spesifikasi 
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh- contoh, data statistik dan sebagainya.

Contoh Paragraf Generalisasi : 
Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah sarjana. Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya, minimal 2,75. Calon karyawan juga harus menguasai salah satu bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus lulus serangkaian tes yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern 

3.1.2 Analogi 
Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan : Sebab - akibat atau akibat - sebab.

Contoh paragraf analogi :
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

3.1.3 Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab- akibat atau akibat-sebab

Contoh paragraf kausalitas (sebab-akibat)
Penduduk dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja. 
Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh pendatang Lalu lintas Jakarta makin lama makin padat. Kebijakan pemerintah tentang MRT belum bisa terlaksana, sedangkan pertumbuhan mobil semakin tidak terkendali.

D. KETERKAITAN PENALARAN DALAM PROSES PENULISAN ILMIAH
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:

1) Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.

2) Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan. Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.


3) Aspek argumentasi
Aspek argumentasi adalah bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.

4) Aspek Teknik Penyusunan
Aspek teknik penyusunan adalah bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten, karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu dan terknik bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.

5) Aspek Bahasa
Aspek bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa karangan ilmiah harus disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis

SUMBER :

http://yudinda.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://agungpribowo1994.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://lestarianggriani.blogspot.co.id/2015/04/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
http://nurii-thaa.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-penulisan.html