Senin, 17 November 2014

MENGANALISA KALIMAT TIDAK EFEKTIF PADA ARTIKEL BERITA

Surat kabar merupakan salah satu media massa yang menggunakan bahasa tulisan sebagai alat utamanya. Oleh karena itu perlu diperhatikan  pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun demikian masih banyak yang kita jumpai dalam surat kabar penggunaan bahasa dan format penulisan yang tidak sesuai dengan aturan baku bahasa Indonesia. Dalam kesempatan ini saya mencoba menganalisis kalimat yang tidak efektif pada salah satu surat kabar elektronik yaitu Tempo.co yang terbit pada senin,17 november 2014, yang berjudul : “Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500”.


Kalimat efekktif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengandiharapkan oleh si penulis atau si pembicara. Artinya, kalimat yang dipililih penulis/pembicaraharus digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud atau informasi kepada orang lainsecara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kalimat efektif dapat dimaknai sebagai kalimat yang disusun oleh penulis/pembicara untuk pembaca/pendengar agar tidak terjadi kesalahan pemahaman mengenai maksud dari tulisan/pembicaraan tersebut.

1. Berdasarkan kalimat diatas, saya menemukan kata jadi pada paragraph kedua. Kata ini membuat kalimat terlihat tidak efektif. Seharusnya kata yang digunakan yaitu menjadi.Sehingga kalimatnya menjadi seperti ini “Harga premium naik dari Rp 6500 menjadi  Rp 8.500, dan solar dari Rp  5.500 menjadi Rp 7.500”

2.  Pada paragraph selanjutnya, saya merasa ada ketidak efektifan kalimat pada kutipan  ”Hanya menteri coordinator pembangunan manusia dan kebudayaan Puan Maharani yang  tak tampak”. Menurut saya kata tak tampak kurang tepat untuk digunakan, seharusnya kata yang digunakan yaitu tidak hadir.
”Hanya menteri coordinator pembangunan manusia dan kebudayaan Puan Maharani yang  tidak hadir.

3. Kata menggenjot, seharusnya menjadi menekan. Sehingga kalimatnya menjadi lebih efektif “Sebagai jaminan, menurut jokowi, pemerintah akan menekan penyebaran dan pemakaian subsidi bagi masyarakat miskin.”

sumber:


  •  http://www.tempo.co/read/news/2014/11/17/092622599/Harga-Premium-Rp-8500-Solar-Kini-Rp-7500
  • http://www.academia.edu/6160226/ANALISIS_KESALAHAN_EJAAN_DAN_KEEFEKTIFAN_KALIMAT_DALAM_SURAT_KABAR_BANTEN_POS_EDISI_SENIN_21_OKTOBER_2013